Mbah Sardi
adalah seorang tukang sol sepatu, ia
sudah sangat lama menggeluti pekerjaan ini, manis dan pahitnya pekerjaan ini
pun di lewatinya dengan senang hati. Ia tinggal sebatang kara, karena semua
keluarganya meninggal akibat bencana alam
Hingga suatu
saat dia mulai sakit-sakitan dan ia tidak mampu membeli obat dokter yang
harganya sangat mahal baginya.
Tetapi Ia
harus tetap bekerja untuk sesuap nasi dan syukur-syukur jika ada rezeki lebih
akan ia gunakan untuk membeli obat.
Di suatu hari
ia menjajahkan pekerjaannya sebagai tukang sol sepatu, ia menawarkannya
orang-orang yang berada di halte bus, tiba-tiba ada seorang pemuda yang
memanggilnya.
“Pak… Pak… Sol Sepatu..”
“Ingin Di Sol mas sepatunya ?”
“Ia, Mbah”
Karena pekerjaan ini sudah
digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan
pekerjaannya.
“Wah cepat sekali. Berapa pak?”
“5000 rupiah mas”
Sang pemuda pun mengeluarkan
uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah Sardi jelas kaget dan tentu ia tidak
punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan
pertamanya hari ini.
“Wah mas gak ada uang pas ya?”
“Nggak ada pak, uang saya
tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
“Maaf Mas, saya nggak punya
uang kembalian”
“Waduh repot juga kalo gitu.
Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
“Udah mas nggak usah
repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu
saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“Oh syukurlah kalo gitu. Ya
sudah makasih ya pak.”
Jam demi jam berlalu dan
tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi Mbah Sardi. Dia cuma
mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam
hatinya, “Ikhlas. Insya Allah akan dapat gantinya.”
Waktu menunjukkan pukul 3
lebih ia pun menyempatkan diri shalat Ashar di masjid depan lapangan bola
sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
“Ya Allah, izinkan aku
mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha,
selebihnya adalah kehendakMu.”
Selesai berdoa panjang, ia pun
bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat ia akan menuju sepedanya,
ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di
samping sepedanya.
“Wah kebetulan kita ketemu
disini, Pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap
mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
“Loh loh mas? Ini mas belum
mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5
lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”
“Sudah pak, terima saja.
Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5
menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya
Allah minggu depan saya berangkat ke Jerman pak. Saya mohon doanya pak”
“Tapi ini terlalu banyak mas”
“Saya bayar sol sepatu cuma Rp
5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak
hari ini.”
Akhirnya Mbah Sardi bias membeli
obat dengan uang yang di dapatnya, dan ia sangat bersyukur kepada Allah karena
doanya di kabulkan.
Tuhan punya cara tersendiri
dalam menolong hamba-hambaNya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita
tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.
Keikhlasan akan dibalas dengan
keindahan,,
Kesuksesan akan menyertai
keikhlasan dan rasa syukur.