Pages

Sabtu, 28 Desember 2013

Proposal Penelitian Asam Basa

DAFTAR ISI

BAB I   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II  TINJAUN PUSTAKA
A. Asam dan Basa
B. Membedakan asam dan basa
C. Mengidentifikasi Asam dan Basa
BAB III  METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Alat dan Bahan
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kimia asam basa berperan penting dalam banyak proses yang terjadi dalam tubuh kita. Sari jeruk dan vitamin C sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh kita karena dalam sari jeruk terdapat asam sitrat dan dalam vitamin C terdapat asam askorbat. Di lambung kita terdapat getah yang dikenal sebagai asam lambung yang mengandung asam klorida yang berguna untuk menghancurkan makanan dalam proses pencernaan.  Contoh  asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari, antara lain ammonia sebagai desinfektan, alumunium hidroksida, dan magnesium hidroksida untuk obat nyeri lambung, Jus lemon, cuka, dan beberapa produk sabun yang mengandung belerang.
Asam (HA) merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat(digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Basa memiliki rasa pahit. Dalam keadaan murni pada umumnya basa berupa Kristal padat. Basa dapat dijumpai pada produk rumah tangga, seprti sabun, deodorand, pembersih lantai, pasta gigi, dan lai-lain. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang umumnya disebut sebagai soda kaustik, yaitu suatu basa yang berupa tepung Kristal putih yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat menggangu pernapasan. Amoniak biasanya digunakan sebagai pupuk, bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat beberapa masalah yang perlu dirumuskan, yaitu:
1.      Bagaimana cara membedakan basa dengan asam?
2.      Apakah cairan detergen, jus jeruk, minuman bersoda, cairan pembersih lantai, dan larutan kunyit mempunyai sifat asam ataukah sifat basa?


C.       Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi larutan asam basa yang terkandung dalam cairan detergen, jus jeruk, minuman bersoda, cairan pembersih lantai, dan larutan kunyit.

D.      Manfaat Peneletian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1.    Membawa wawasan berfikir mengenai larutan asam dan basa.
2.    Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang kimia lingkungan.
3.    Menambah wawasan dan referensi bagi pembaca untuk mengetahui jenis larutan asam atau laruta basa yang terkandung dalam cairan detergen, jus jeruk, minuman bersoda, cairan pembersih lantai, dan larutan kunyit.
4.    Bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan instansi terkait.

  

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.      Asam dan Basa
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+).
basa  adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

Secara umum :

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Asam memiliki rasa masam. Rasa masam yang kita kenal sering dijumpai pada jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan, dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang, serta air accu. Beberapa asem bereaksi sangat kuat terhadap logam, marmer, dan berbagai bahan lain. Karena logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan garis hydrogen (H2). Sifat inilah yang menjelaskan mengapa asam bersifat korosit terhadap sebagian besar logam.
Basa memiliki rasa pahit. Dalam keadaan murni pada umumnya basa berupa Kristal padat. Basa dapat kita jumpai pada beberapaproduk rumah tangga, seperti deodorant, sabun, dan lain-lain. Basa yang digunakan secara luas yaitu soda kaustik, suatu basa yang berupa tepung Kristal putih yang mudah larut dalam air. Sedangkan yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat sehingga sangat menggganggu pernafasan dan paru-paru jika terhirup. Amoniak biasanya digunakan sebagai pupuk dan bahan pembuatan rayon, nilon, dan asam nitrat.



B.       Membedakan Asam dan Basa
Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basamempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untukmenguji adanya asam dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun Anda telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

C.       Mengidentifikasi Asam dan Basa
Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa kita dapat mengujinya dengan menggunakan lakmus biru dan merah.
Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila ketas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.      Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan pada hari Selasa, 15 April 2009 di ruang kelas SMAN 2 Ciputat, yaitu tepatnya di Ciputat, Tangerang Selatan.

B.       Alat dan Bahan
1.    Pisau
2.    Gelas kimia 100 ml 5 buah
3.    Kertas lakmus merah
4.    Kertas lakmus biru
5.    Cairan detergen
6.    Jus jeruk
7.    Minuman bersoda
8.    Cairan pembersih lantai
9.    Larutan kunyit

C. Teknik Pengumpulan Data
Pengamatan Langsung di Laboratorium

D. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan di analisis secara deskriptif dengan tabulasi







DAFTAR PUSTAKA


Muslim, F. dan Suhendar, C.  2008. Kimia untuk SMK Kelompok Teknologi dan Kesehatan.Bandung: Grafindo Media Pratama.

Sabtu, 09 November 2013

Definisi Salah Nalar

Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.


Definisi Salah Nalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Salah nalar ada dua macam:
1)      Salah nalar induktif, berupa :
                  a)            kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
                  b)            kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
                  c)            kesalahan analogi.

2)      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
                  a)            kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
                  b)            kesalahan karena adanya term keempat.
                  c)            kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
                  d)            kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Pengertian dan contoh salah nalar :
1.      Gagasan.
2.      Pikiran.
3.      Kepercayaan.
4.      Simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

            Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.


Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasaIndonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
a)      Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.

Contoh dari Deduksi yang salah :
·         Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·         Perekonomian Indonesia sangat berkembang.

b)     Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang                            mendukung generalisasitidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut           sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
·         Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
·         Ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.

c)      Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
·         Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
·         Petani harus bersekolah supaya terampil.

d)     Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
·         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

e)      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang Salah :
·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·         Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·         Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.

f)       Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi Bidik Orang :
·         Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
·         Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.

g)      Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
·         Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
·         Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.

h)     Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para Ahli :
·         Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
·         Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.


Salah Nalar dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah  nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya  menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis  seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.

Sebagai contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan Rakyat (24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3) :
  Ø   Pada Kedaulatan Rakyat, salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan Bintang).

Alinea ke-5 berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung berupa kutipan), memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya berisi topik lain yaitu tentang panwaslu.

Alinea ke-5 ditulis demikian:
Hal senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput merupakan tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

  Ø   Pada Koran Tempo salah nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah nalar  mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar ini demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum Ikut Kelompok Tani.
Pada lead (memimpin), salah nalar di judul dipertegas.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk kelompok tani.

Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.

Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.


Lampiran istilah dalam bahasa Indonesia :

§  Silogisme
Cara berpikir atau menarik simpulan yg terdiri atas premis umum,premis khusus, dan simpulan.

§  Premis
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.

§  Generalisasi
Kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.

§  Alternatif
Pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan.

§  Analogi
Persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kiasan.


Sumber

Jumat, 11 Oktober 2013

Pengertian Kalimat dan Jenisnya


Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain, atau bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna

kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :

Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan predikat.

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.    Kalimat Majemuk Setara
2.   Kalimat Majemuk Rapatan
3.   Kalimat Majemuk Bertingkat
4.   Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
penggabungan
Dan
penguatan/Penegasan
Bahkan
pemilihan
Atau
berlawanan
di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
urutan waktu
kemudian, lalu, lantas
Contoh:
1.    Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.   Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
·         Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
·         Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)


Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1.    Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2.   Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3.   Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
·         Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
syarat
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan
agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif)
walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban
sebab, karena, oleh karena
pengakibatan
maka, sehingga
cara
dengan, tanpa
alat
dengan, tanpa
perbandingan
seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan
Bahwa
kenyataan
Padahal
Contoh:
1.    Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2.   Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·         Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·         Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1.    Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.   Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.   Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·         Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)


Kalimat memiliki beberapa unsur atau unsur sintaksis (jabatan kata atau peran kata) yang terdiri dari :
Subjek (S)
Predikat (P)
Objek (O)
Pelengkap (Pel)
Keterangan (Ket)

Pengertian Subjek

Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya berisi kata/frasa, klausa, frasa verbal. Subjek dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang) kepada PREDIKAT. Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek.

Pengertian Predikat

Predikat menyatakan keadaan yang dilakukan oleh S, sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat adalah bagian kalimat yang menghubungkan antar S dengan O dan K. Predikat dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kata bilangan), dan nomina (benda).

Pengertian Objek

Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan Objek. Jika Predikat diisi oleh verba INTRANSITIF maka Objek tidak diperlukan sehingga kehadiran Objek dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR. Namun Objek dapat menjadi Subjek bila dipasifkan.

Pengertian Pelengkap

Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan Objek. Satu hal yang perlu diketahui adalah Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan. Jika kalimat ada Objek maka biasanya Pelengkap terletak setelah (di belakang) Objek. Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional.

Pengertian Keterangan

Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisi keterangan itu bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.

Ada beberapa macam keterangan yang perlu kita ketahui, yaitu :
1)    Tempat (di, ke, di (dalam), pada)
2)   Waktu (pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang)
3)   Alat (dengan)
4)   Tujuan (supaya, untuk, bagi, demi)
5)   Cara (secara, dengan cara, dengan jalan)
6)   Penyerta (dengan, bersama, beserta)
7)   Similiatif (seperti, bagaikan, laksana)
8)   Penyebab (karena, sebab)
9)   Kesalingan (satu sama lain)

Pola Kalimat Dasar
S-P
S-P-O
S-P-Pel
S-P-Ket
S-P-O-Pel
S-P-O-Ket
S-P-O-Pel-Ket


Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap

1.     Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
·         Cepot  (S) membeli (P) pulpen(O)
·         Si Kancil (S) melompat (P)

2.    Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kslimst yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh :
·         Silahkan dinikmati!
·         Selamat tidur.
·         Jangan nakal!


Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

1.     Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
                    a)        Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
o   Ibu membeli sayur.
o   Dodo menyukai teman sekelasnya.
                   b)        Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
o   Adik menangis
o   Bondan berkelahi

2.    Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
o   Kue bolu dipotong oleh ibu
o   Menteri kehutanan dimintai pertanggung jawaban oleh presiden


Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
1)    Mengubawalan pada Predikat
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
2)    Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.

Contoh : Alan menyayikan lagu daerah > Lagu daerah dinyanyikan oleh Alan.




Sumber :