Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri
memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas
klausa yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan
secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain, atau bagian
ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat,
mempunyai intonasi dan bermakna
kalimat dibagi menjadi dua,
yaitu :
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan
predikat.
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk
adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini
terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan
induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat
konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata
penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan
cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk
adalah:
1.
Kalimat Majemuk
Setara
2.
Kalimat Majemuk
Rapatan
3.
Kalimat Majemuk
Bertingkat
4.
Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk
setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi),
kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
penggabungan
|
Dan
|
penguatan/Penegasan
|
Bahkan
|
pemilihan
|
Atau
|
berlawanan
|
di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang
kedua (sedangkan)
|
urutan waktu
|
kemudian, lalu, lantas
|
Contoh:
1.
Juminten pergi
ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.
Norif berangkat
ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
·
Juminten pergi
ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
·
Norif berangkat
ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk
rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat
atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1.
Pekerjaannya
hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2.
Pekerjaannya
hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3.
Pekerjaannya hanya
merokok. (kalimat tunggal 3)
·
Pekerjaannya
hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk
kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang
terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi),
kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
syarat
|
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
|
tujuan
|
agar, supaya, biar
|
perlawanan (konsesif)
|
walaupun, kendati(pun), biarpun
|
penyebaban
|
sebab, karena, oleh karena
|
pengakibatan
|
maka, sehingga
|
cara
|
dengan, tanpa
|
alat
|
dengan, tanpa
|
perbandingan
|
seperti, bagaikan, alih-alih
|
penjelasan
|
Bahwa
|
kenyataan
|
Padahal
|
Contoh:
1.
Kemarin ayah
mencuci motor. (induk kalimat)
2.
Ketika matahari
berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Ketika matahari
berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·
Ayah mencuci
motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk
campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal
1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat
tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat
sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Toni bermain
dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.
(kalimat majemuk campuran)
Kalimat
memiliki beberapa unsur atau unsur sintaksis (jabatan kata atau peran kata)
yang terdiri dari :
Subjek
(S)
Predikat
(P)
Objek
(O)
Pelengkap
(Pel)
Keterangan
(Ket)
Pengertian Subjek
Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau
masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya
berisi kata/frasa, klausa, frasa verbal. Subjek dapat pula dikenali dengan
cara memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang)
kepada PREDIKAT. Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek.
Pengertian Predikat
Predikat menyatakan keadaan yang dilakukan oleh S, sifat,
situasi, status, ciri atau jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki
S. Predikat adalah bagian kalimat yang menghubungkan antar S dengan O
dan K. Predikat dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa,
numeralia (kata bilangan), dan nomina (benda).
Pengertian Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek
selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang
memerlukan Objek. Jika Predikat diisi oleh verba INTRANSITIF maka
Objek tidak diperlukan sehingga kehadiran Objek dalam kalimat
dikatakan TIDAK WAJIB HADIR. Namun Objek dapat menjadi Subjek bila
dipasifkan.
Pengertian Pelengkap
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Letak
Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Seringkali
kita dibuat bingung antara Pelengkap dan Objek. Satu hal yang perlu
diketahui adalah Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila
dipasifkan. Jika kalimat ada Objek maka biasanya Pelengkap
terletak setelah (di belakang) Objek. Pelengkap dapat pula diisi oleh
frasa adjektiva dan frasa preposisional.
Pengertian Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi
untuk menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisi keterangan itu bisa di
awal, tengah, dan akhir kalimat.
Ada
beberapa macam keterangan yang perlu kita ketahui, yaitu :
1) Tempat (di, ke, di (dalam), pada)
2) Waktu (pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang)
3) Alat (dengan)
4) Tujuan (supaya, untuk, bagi, demi)
5) Cara (secara, dengan cara, dengan jalan)
6) Penyerta (dengan, bersama, beserta)
7) Similiatif (seperti, bagaikan, laksana)
8) Penyebab (karena, sebab)
9) Kesalingan (satu sama lain)
Pola Kalimat
Dasar
S-P
S-P-O
S-P-Pel
S-P-Ket
S-P-O-Pel
S-P-O-Ket
S-P-O-Pel-Ket
Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap
1. Kalimat
Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
·
Cepot (S) membeli
(P) pulpen(O)
·
Si Kancil (S) melompat
(P)
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kslimst yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Kalimat tidak lengkap adalah kslimst yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh :
·
Silahkan dinikmati!
·
Selamat tidur.
·
Jangan nakal!
Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
a)
Kalimat aktif transitif
adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
o
Ibu membeli sayur.
o
Dodo menyukai teman
sekelasnya.
b)
Kalimat aktif
intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
o
Adik menangis
o
Bondan berkelahi
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
o
Kue bolu dipotong oleh
ibu
o
Menteri kehutanan
dimintai pertanggung jawaban oleh presiden
Mengubah
Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif
Untuk
mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat
dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
1) Mengubawalan pada Predikat
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
2) Menukar Subyek dengan Obyek dan
sebaliknya
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.
Contoh
: Alan menyayikan lagu daerah > Lagu daerah dinyanyikan oleh Alan.
Sumber
:
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSangat membantu informasinya gan.. Jadi sebagai sumber referensi bacaan mengenai pengertian kalimat dan jenisnya. Silakan mampir di blog saya gan ragambahasakita.blogspot.com
BalasHapusbagus gan informasinya buat besok ulangan
BalasHapushttp://awalilmu.blogspot.com/
Bermanfaat sekali infonya. Bisa dijadikan referensi untuk mengajar.
BalasHapus